Selasa, 11 Juni 2013

Belajar dari Pertemanan Samsung

Android Inside



Berapa banyak dari Anda yang menyempatkan diri memikirkan resolusi janji brand perusahaan?
Jangan mengatakan bahwa itu tidak perlu lagi, karena business plan sudah selesai disusun. Marketing plan sudah siap diperbanyak untuk dilaksanakan. Ada yang masih perlu direnungkan lagi yang mungkin belum masuk dalam dokumen resmi perusahaan. Resolusi brand terhadap para partnernya.

Para pemilik brand masih berpikir satu dimensi melihat persaingan. Bahwa brand motor bersaing melawan motor lain. Bahwa brand tissue berjuang melawan tissue merek lain. Bahwa brand oli bersaing dengan oli merek lain.

Dunia bisnis yang semakin kompleks menuntut perusahaan untuk berpikir menembus batas lingkup interaksi perusahaan dengan konsumen. Customer bukan lagi satu-satu nya stakeholder penting. Dalam pertandingan lari marathon, partner bisnis yang ikut bersama membesarkan brand, termasuk kunci sukses keberhasilan.

Sudah terbukti, bahwa mobile phone tidak lagi bersaing dengan mobile phone lainnya. Dalam persaingan bisnis ini, termasuk di dalamnya adalah persaingan Operating System (OS) nya. Pertanyaannya tidak lagi sebatas bagaimana posisi Samsung vs iPhone? Tetapi juga bagaimana situasi penerimaan konsumen terhadap OS Android vs iOS? Kabar terakhir dari Nokia, brand yang posisinya di pasar semakin terdesak, mereka sudah menggandeng partner nya yaitu Microsoft dengan OS Windows Phone 7.5 (Mango). Apakah Nokia akan bangkit kembali? Terlalu dini untuk mengatakan bangkit. Tetapi, usaha Nokia kearah sana dengan membina pertemanan dengan Microsoft harus dihargai. Masih butuh waktu untuk membuktikan apakah partnership baru ini benar-benar bisa memberikan tawaran yang brilliant bagi konsumennya.

Di jaman yang semakin hiperkompetitif seperti sekarang ini, perusahaan perlu lebih jeli dalam memilih brand partner untuk bisa memberikan tawaran yang lebih kompetitif untuk konsumennya.
Samsung sudah membuktikan kepiawaiannya dengan menggandeng OS Android. Bagi konsumen, ‘Android Inside’ menjadi salah satu trigger dalam pemilihan terhadap Samsung smart phone.  Dalam hal ini, ilmu matematika sederhana tidak bisa lagi digunakan.  Sebab, penggabungan dua brand yang berhasil, 1 + 1 bukan sama dengan 2 lagi, melainkan menjadi lebih dari 10.

Salah memilih partner dalam bisnis, yang terjadi bisa sebaliknya, 1+1 malah menjadi 1.5 atau, bahkan lebih parah lagi, menggerogoti image brand sendiri,  sehingga 1+1 justru lebih rendah dari 1.
Apakah pertemanan Samsung dengan Google OS Android akan berlangsung terus?

best branding service > fortuneindo.com

articlesource : amaliamaulana.com/blog/android-inside-belajar-dari-pertemanan-samsung/#more-1002


Tidak ada komentar:

Posting Komentar