Secara tradisional, brand activation didefinisikan sebagai suatu proses
yang memungkinkan keterlibatan pelanggan dengan merek. Namun, brand
activation tidak hanya sekadar melibatkan melainkan membangun
keterlibatan pelanggan dengan pengalaman merek serta membuat merek
tersebut aktif di benak pelanggan dalam arti bahwa kegiatan tersebut
membawa merek seakan hidup. Karena itu, tujuan dari brand activation
bukan sekadar mendapatkan publisitas.
Dalam masyarakat postmodern, menawarkan merek dengan hanya mengandalkan
pada fitur pada tingkatan fungsional atau emosional tidaklah cukup.
Nilai riil sebuah merek adalah terletak pada peluang yang diciptakannya.
Dalam konteks ini, kontribusi yang paling mendasar dari brand
activation adalah dalam menciptakan kepercayaan antara pelanggan,
masyarakat, dan merek (perusahaan yaitu). Kepercayaan adalah salah satu
faktor kunci untuk menciptakan loyalitas antara konsumen dan merek.
Ketika brand strategi dilaksanakan, perusahaan hanya perlu mengarahkan
agar bagaimana caranya para pelaksana kegiatan di semua tingkatan
organisasi memberikan tawaran total kepada pelanggan. Karena itu, brand
activation harus, pertama, bisa mengaktifkan permintaan terhadap merek
atau penjualan. Kedua, membangun hubungan emosional antara konsumen dan
merek pada waktu yang tepat, di tempat yang tepat dan dengan cara yang
benar, sehingga memotivasi komitmen konsumen. Ketiga, dengan mengubah
pengetahuan mendalam tentang merek ke dalam tindakan, terbangun
kepercayaan konsumen terhadap merek sehingga komitmen untuk membeli
menjadi lebih menjanjikan.
Kelemahan barnd activation adalah reach-nya yang relatif terbatas,
apalagi yang bentuk komunikasinya adalah marketing event. Sehingga,
apabila kampanye brand activation dilakukan oleh sebuah brand FMCG,
kontribusi yang di deliver rata-rata tidak seefektif misalnya melakukan
dengan advertising, karena cost per contact-nya (sangat) tinggi.
Karena itu, dalam konsep, brand activation didorong untuk membuat
konsumen benar-benar merasakan dan menikmati nilai tambah – dalam arti
mampu menciptakan pengalaman (eksperiensial) yang jarang bisa dicapai
melalui iklan. Namun demikian, hal itu tidak berarti bahwa iklan TV
tidak penting. Konsep ini hendaknya dilihat sebagai efek dari perubahan
di tingkat konsumen.
source : mix.co.id/brand-activation